Minggu, 19 April 2009

SEKOLAH GAMBUT DI DUKUNG PARA PIHAK


Laporan lapangan dari penjajakan potensi dan dukungan Sekolah gambut

Upaya mendorong percepatan sekolah gambut di Kalimantan Tengah, khususnya di eks PLG 1 juta hektar. Yayasan Petak Danum mencoba untuk menggali pendapat, informasi dan masukan yang mendukung gagasan sekolah gambut dari sisi penyusunan kurikulum dan pelaksanaan kegiatan nantinya. Penjajakan potensi para pihak dilakukan mulai akhir bulan februari 2009 sampai 10 Maret 2009 di beberapa tempat Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Upaya ini sebenarnya bagian dari strategi Petak danum dengan Sekolah Gambutnya untuk mengajak semua pihak untuk menyelamatkan gambut melalui materi pendidikan bagi umum dan pelajar sekolah di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Dari penjajakan ini, beberapa pandangan yang di dapat para pihak sebagai berikut:

1. J.A. UDAS (Demang Kepala Adat Kecamatan Kapuas Barat)
J.A. UDAS salah satu Demang kelapa adapt yang ada di Kapuas, sangat setuju sekali dengan adanya program Sekolah Gambut untuk anak sekolah. Supaya generasi penerus dapat memahami dan mengerti tentang lahan- lahan gambut yang ada disekitar kita,dan bisa dimanfaatkan dan di gunakan dengan sebaik-baiknya. Ini semua demi kelesterian anak, cucu kita nanti. Materi yang saya inginkan bagaimana cara kita mengolah tanah-tanah gambut yang ada disekitar kita supaya dapat menghasilkan lahan-lahan dengan tanaman yang baik.Supaya dapat mengangkat tarap hidup masyarakat setempat. Makanya dengan itu diperlukan orang yang lebih ahli dibidangnya.dan dapat diterbitkan buku-buku dan harus ada orang yang turun langsung kelapangan guna memberikan penyuluhan – penyuluhan tentang gambut. Yang tepat mendapatkan pelajaran gambut ini adalah sekolah bagaian Pertanian dan bisa mendapatkan guru ahli tentang gambut.

2. Bapak GUMER L SATU (Anggota Dewan adat Lembaga Adat Dayak Kalteng)
Materi sekolah gambut sangat setuju dari pikiran Bapak Gumer, Tetapi bila di masukan menjadi kekurikulum sekolah itu sangat sulit sekali. Karena kurikulum sekolah sudah diterbitkan kan oleh menteri pendidikan dan sesuai dengan rapat – rapat dan perundingan orang – orang yang ada dibidanngnya. Tapi seandaainya ini bisa itu sangat baik sekali. Supaya diterima dengan baik harus diadakan penelitian secara teknis dan dapat di kembangkan terlebih dahulu oleh pihak pertanian dan kehutanan.karena mereka yang bergerak dibidangnya.

Karena gambut sangat sulit diprediksi. Dan perlu ada banyak penelitian – penelitian. Tentang apa sebenarnya gambut itu dan dari mana asalnya. Dampak - dampak yang diterima misalkan adanya gambut. Menurut pendapat saya yang tepat ini bukan sekolah gambut tapi tempat melakukan kegiatan atau balai pertemuan sebagai berikut antara lain: 1) Melakukan pelatihan / penyuluhan tentang gambut oleh orang yang ahli dibidangnya, 2) Penyuluhan didesa – desa, 3) Training / percobaan dari pihak pertanian dan praktek langsung. Untuk itu perlu adanya kerangka penyusunan kurikulumnya.

3. Kepala Sekolah SMK III Pertanian Kapuas.
Dukungan dari Kepala Sekolah atas sekolah gambut cukup baik. Dan berharap dapat menjadi mata pelajaran yang harus diikuti, wajib dan dipraktekkan disekolah. Pihak sekolah SMK III siap untuk mengajarkannya.karena ini sangat untuk masa - masa yang akan datang serta lahan gambut terus bisa dimanfaatkan oleh masyarakaat disekitarnya, dapat menghasilkan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Saya anjur kan ini sangat baik diajarkan disekolah yang banyak transnya. Sangat tepat kalau sekolah pertanian yang dapat mata pelajaran ini. Karena kita akan tahu apa dampak dan hasilnya lahan gambut bagi masyarakat sekitarnya. Tapi yang lebih penting harus ada bahan panduan untuk menjadi dasar pembelajaran bagi murid2 disekolah.seperti buku, lembar informasi, brosur dan materinya harus di susun ulang dan dibuat kan kurikulum baru dan harus ada orang yang ahli dibidang gambut.

4. Bapak Suwarno. M,S.Ag.M.PD (Dinas Pendidikan Nasional)
Ini ide gagasan yang cukup baik untuk di realisasikan, kebetulan saya baru pulang dari training pengembangan modul kurikulum pendidikan bagi kalangan pelajar, dan seandainya banyak waktu tersedia saya akan melibatkan diri untuk terlibat aktif dalam menyusun materi kurikulum sekolah gambut.

5. Bapak Simpei Ilon (Kepala Adat Demang Selat)
Yang penting cara pemanfaatan lahan gambut dan cara membudi daya tanaman dilahan gambut cara pengolahan dll.yang dianggap perlu untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan tarap hidup masyarakat khusunya kalteng.

Tidak ada komentar: